Dengan setengah tubuh yang bisa dibilang telah
hancur, Obito kecil terbaring, terbangun dan
kemudian melihat sesosok lelaki tua renta
bermata sharingan di depannya.Matamu ... Mungkinkah kau ...
Anggota Uchiha juga?" Obito
bertanya.
"Siapa yang tahu" Jawab lelaki tua itu seadanya.
"Hmmm ..." Obito berpikir, "Apa mungkin dia
menyelamatkanku? Eh, tunggu sebentar ..."
"Kau bilang ini adalah tempat di antara Dunia
dan Dunia selanjutnya kan? Dimana ini
sebenarnya? Tempat ini gelap, aku tak bisa
melihat semuanya dengan jelas" Ucap Obito.
"Dan ngomong-ngomong, kakek tua, siapa kau
sebenarnya? Heh, apa jangan-jangan kau Dewa
kematian ya? Yang bertugas membawaku ke
Surga atau Neraka? Haha" Niat awal Obito hanya
bergurau. Namun tiba-tiba, saat ia melihat ke
arah tongkat yang dibawa oleh lelaki tua itu,
ternyata ujungnya adalah sabit."Ah tidak!!!!!" Obito berteriak histeris, "Aku belum
mau mati!!!!!! Aku melihat sabit, jadi kau Dewa
Kematian sungguhan ya!!! ?"
"Kau pasti Dewa Kematian yang bertugas
mencabut nyawa klan Uchiha!!?? Motoku adalah
untuk menolong orang tua, memang benar aku
juga sering melakukan hal-hal buruk dan
beberapa kali melangar peraturan, tapi aku
mohon, jangan bawa aku ke Neraka!!!
Ouchhh!!!!" Obito kesakitan.
"Kau merasakan sakit, karena kau masih hidup"
Ucap lelaki tua itu. "Eh?" "Suatu keajaiban bahwa
kau masih bisa hidup ..." Ucap lelaki tua itu.
"Aku tak tahu kenapa batu itu tak
menghancurkan tubuhmu, seolah tubuhmu
menyelinap dari batu itu"
"Dimana ... Jadi dimana aku sebenarnya?"
"kau sedang berada di dalam Ruang bawah
tanahku, setelah reruntuhan batu itu ... Tapi
sayang sekali, setengah tubuhmu hancur, jadi
aku mengobatinya"Benar, lelaki tua itulah yang menolong dan
memperban sekujur tubuh Obito.
"Terimakasih" Ucap Obito.
"Masih terlalu dini untuk mengucapkan
terimakasih padaku ... Karena, kau harus
membayar hutangmu ini. Dan, kau bilang
motomu adalah menolong orang tua kan?"
"Ah, iya, iya, kau benar, tapi ... Apa yang kau
mau dariku?" "Hmm ..." Lelaki tua itu terdiam.
"Apa kau mau aku merawatmu?" "Bukan,
bukan begitu ..."
"Maaf, tapi aku tak bisa berlama-lama disini, aku
masih hidup jadi aku harus segera kembali ke
Konoha. Perang masih berlanjut dan aku telah
bisa membangkitkan sharingan. Sekarang, aku
akan mampu melindungi teman-temanku"
Ucap Obito saat itu.
"Hmm, melindungi temanmu ..." "Ada apa?"
"Dengan tubuhmu yang sekarang ... Kau tak
akan bisa kembali menjadi shinobi" Ucap lelaki
itu. "Lihatlah pada kenyataanya ... Dunia ini
dipenuhi oleh hal yang tak sesuai dengan
harapan ... Semakin lama kau hidup ... Semakin
kau akan menyadari kalau kenyataan hanya
menciptakan penderitaan, rasa sakit,
kekosongan ...""Apa-apaan lelaki tua ini" Gerutu Obito dalam
hati. "Dengarlah ... Di Dunia ini ... Dimana ada
cahaya, maka disana juga akan ada
bayangan ... Selama ada konsep kemenangan,
akan ada juga kekalahan ... Keinginan egois
untuk memperoleh perdamaian malah akan
menciptakan perang ... Dan kebencian terlahir
untuk melindungi kasih sayang ... Itu semua
adalah hubungan yang tak bisa dihindari"
"Yah yah, dia begitu fokus, sepertinya ini akan
lama" Pikir Obito. "Jadi, dimana aku sekarang?"
Obito kembali bertanya, tapi lelaki itu terus saja
berceramah ...
"Ada oang-orang yang selamat karena kau
terluka ... Benar kan?" "!!!?" Makin lama Obito
tampak kesal dengan cerita ini. "Apa-apaan kau
ini sebenarnya hah!!? Aku tak mau tinggal disini
lagi, aku ingin, ukhh ..." Obito ingin pergi
namun tubuhnya masih cedera berat.
"Kalau kau memang ingin pergi, lakukan saja ...
Tapi, tentunya jika kau bisa bergerak" Ucap lelaki
tua itu. "Tunggu ... Ini aneh" Pikir Obito,
"Kenapa ada lelaki tua dengan sharingan
sendirian disini?"
"Kalau dipikir-pikir ... Aku tahu semua orang tua
yang ada di Desa, tapi aku belum pernah
melihat lelaki ini sebelumnya. Ini berarti,
sekarang dia bukanlah shinobi Konoha, dengan
kata lain ...""Orang tua, apa kau shinobi pelarian? Siapa kau
sebenarnya?" Obito bertanya, ke lelaki tua yang
ternyata bagian belakang tubuhnya tersambung
pipa-pipa bagaikan kabel itu.
"Aku ..." Lelaki tua itu duduk di tempat
duduknya, "Aku adalah hantu seorang
Uchiha ... Uchiha Madara" Tak salah lagi, lelaki
tua itu adalah Uchiha Madara.
"Ma-Madara ..." Sejenak Obito kaget, "Madara ...
Apa yang kau maksud adalah leluhur kami,
Uchiha Madara!? Mustahil! Uchiha Madara
harusnya sudah mati sekarang!!!"
"Jadi bagimu, lebih masuk akal kalau aku adalah
Dewa kematian? Tapi sebenarnya, kau bisa
menganggapku sebagai Dewa Kematian, karena
kenyataan ini adalah ... Neraka"
"Aku selamat dari kematian, dan kalau aku tidak
terus menyerap chakra dari Mazou itu, sekarang
juga pasti aku akan mati" Ternyata Pipa- Pipa
yang terhubung ke punggung Madara itu adalah
untuk menyalurkan chakra.
"Aku, aku akan pulang ... Hah, hah ..." Obito
menjatuhkan diri dari kasur dan berontak,
berusaha sekuat tenaga untuk pergi, meski itu
dengan cara merangkak.
"Menyerah saja, tak ada jalan keluar disini" Ucap
Madara. "Dan ngomong-ngomong, aku
ataupun kau tak akan mampu keluar dari
tempat ini, dengan tubuh kita yang sekarang"
"Ukhh ...""kalau kau terus bergerak, tubuh Hashirama
buatan yang aku pasang padamu akan rusak ...
Apa kau mau mati?"
"Ada hal-hal yang aku ingin kau lakukan
untukku ... Setelah semua itu, aku akan
menyelamatkanmu" "Apa yang aku inginkan!!?
Apa yang lelaki tua sepertimu mau dari bocah
sepertiku!!?"
"Aku ingin merubah nasib dunia ini" Ucap
Madara. "Dunia kemenangan, Dunia
Perdamaian, Dunia Kasih Sayang, aku akan
membuat Dunia yang hanya ada hal itu"
"Aku tak peduli, aku hanya ingin kembali pada
yang lainnya" "Seperti yang sudah aku katakan,
disini hal-hal tak sesuai dengan harapanmu ...
Suatu hari nanti, kau akan menyadarinya. Kau
boleh mati kalau kau mau. Tapi, aku akan
mengambil sharinganmu ..."
"kenapa kau menginginkan sharinganku!? Kau
sudah punya kan!?" "Tidak, Aku meninggalkan
sharingan asliku pada orang lain ... Yang ini
hanyalah sharingan yang aku dapat
setelahnya ... Dan lagi, aku masih belum
mendapat mata kanan. Seseorang butuh kedua
mata untuk membangkitkan potensi
tertingginya" Mada menyibak rambut yang
menutupi mata kanannya. Dan tampak kalau ia
memang tidak memiliki mata kanan."Kalau begitu ... Itu berarti bersama dengan
Kakashi, aku akan menjadi lebih kuat!! Kami
berdua pada akhirnya akan mampu melindungi
Rin!!! Aku tak boleh membuang-buang waktu
disini ... Tunggu aku, Kakashi, Rin, aku masih
hidup!!!" Ucap Obito dalam hati.To be continued...!!